Transit di Maroko :)

Marrakec

Maroko? yaps, sekedar #flashback memory ketika perjalanan dari Indonesia ke Liberia waktu cuti tahun lalu. beruntunglah bagi warga negara Indonesia, anda tidak perlu visa khusus ke maroko, karena untuk paspor Indonesia sudah bebas visa untuk masuk maroko dengan maksimal ijin tinggal 30 hari.

Kesan Pertama

Pertama kali landing dan menginjakkan kaki diluar, udaranya lumayan dingin, sangat kontras dengan Indonesia dan Afrika. waktu itu kebetulan tiket saya ada jeda penerbangan 12 jam ke penerbangan lanjutan menuju Liberia. dan menurut saya sangat lumayan ada waktu untuk keluar dari bandara dan memanfaatkan kesempatan bebas visa untuk mengisi stempel di paspor 🙂

Bingung dan Asing

Walau sudah mencari info yang indah indah tentang maroko di Internet ( karena emang sudah niat mau keluar bandara karena transit 12 jam ), tapi namanya gagap dan baru pertama akhirnya saya malah wasting time nggak penting di pintu keluar bandara.

“Nah Lo, udah lewat imigrasi dan udah dipintu keluar, trus skarang Mau kemana lagi ini hahahaha.. “

Mumpung masih di area bandara, saya nyalain dulu wifi di hape, coba browsing lagi berharap dapat petunjuk. Kebanyakan infonya suruh naik kereta dari stasiun bandara ke stasiun cassavoyager dlu untuk menikmati kota cassablanca.

Karena waktunya hanya 12 jam ( yang seharusnya cukup ), saya mencoba untuk mencari hotel dulu, minimal untuk meletekkan barang bawaan dan istirahat sejenak sebelum menikmati kota cassablanca. sampe mendapat rekomendasi dari internet, beberapa hotel di cassa port ( dekat laut ), ada hotel ibis, novotel dan banyak budget hotel skala internasional disana yang harganya saya cek masih terjangkau kantong saya :D.

Dengan mantap, bergegaslah saya ke stasiun dan membeli tiket menuju cassa port, tapi eh ternyata.. cassa port itu lebih jauh dari cassavoyager, dan harus oper kereta. dari bandara ke cassavoyager saja perjalanan sejam, dan harus oper kereta ke cassa port 30 menit dari cassavoyager. saya mikir, waktu saya akan terbuang minimal 2 jam untuk perjalanan ke cassa port. sisa 10 jam, dikurangi 2 jam lagi untuk kembali dari cassa port ke bandara 2 jam, sisa 8 jam. 😦 duh piye hahaha.. mana itu kereta juga ngga 24 jam, sore udah habis, padahal penerbangan saya subuh jam 04, kalo ga naik kereta nanti apa ada transport lain jam segitu.

wis pikiranku jadi tambah macem macem. hahaha.. mana disini saya ngga tau bahasanya, ngomongnya arab ama prancis, yang ngerti bahasa inggris cuma sebagian. wis lah menambah hitung hitungan rencana jalan jalan makin tidak worthed. kondisi badan masih capek habis perjalanan 20 jam Indonesia – turkey – maroko, badan dah pengen istirahat skaligus pengen memanfaatkan moment jalan jalan mumpung transit lama, tapi kok melihat itung itungan waktu bolak balik hotel bandara nya juga malah makin cape :D. tidak terasa mikir kegalauan kaya gini sudah wasting waktu saya 1 jam.

“Akhirnya saya putuskan ga jadi naik kereta, walau sudah beli tiketnya yang lumayan juga kalo di rupiahkan hahah. saya hanya bisa terpaku melihat kereta melambai berlalu hahahaaaa…..”

lah trus piye ini aku udah kelanjur keluar bandara, masuk bandara lagi bisa di omelin sama imigrasi, dan mau ngapain juga di dalam haha ngga bisa istirahat. akhirnya ya udah browsing hotel terdekat lewat expedia, dan ketemulah Atlas Sky Hotel dan Relax Airport Hotels, lokasinya masih di kawasan bandara dan mereka menyediakan shuttle bus yang selalu round trip setiap 15 menit. Oh Thanks God tenangku…

Atlas dan Relax ini sejatinya masih dalam satu induk management, hanya mereka membedakan kelasnya, seperti Novotel dan Ibis sama sama di bawah accor. Atlas Sky Hotel, harganya sekitar US$110 kelasnya lebih lux dan mengutamakan kenyamanan. sedangkan Relax Airport kelasnya budget hotel, yang sangat jauh lebih murah dan dampaknya selalu crowded.

melihat reviewnya, karena Atlas ini peminatnya Lux dan harganya mahal, maka tidak terlalu crowded dan selalu ada kamar. pelayanan juga lumayan well good. sedangkan Relax hotel karena terkenal murah dan crowded, review mengatakan bahwa pelayanan petugas hotelnya kurang ramah, fasilitas kamar kurang oke, dan intinya banyak negative reviewnya.

Kalo sekedar untuk tidur dan tutup mata tutup telinga sih Relax termasuk ngirit murah ruwet ngga masalah untuk booking disana. Tapi saya ngga mau ah disana, saya mau membalas kecewa saya karena ngga jadi jalan jalan, jadi saya putuskan booking di Atlas lewat expedia, yang langsung di konfirmasi bahwa kamar tersedia dan bisa langsung kesana. Uhh senangnya, langsung saya cari itu shuttle bus yang udah menanti di pintu keluar bandara, pas tepat di pintu keluar sudah ada tulisan Atlas Airport Shuttle Bus.

And well akhirnya saya sampe di hotel Atlas, hanya menghabiskan waktu tidur di hotel sampe waktunya saya harus terbang lagi dan diantar shuttle bus lagi sampe di bandara tepat waktu.

“Next time, saya akan telepon travel agen saya untuk membuat transit saya lebih lama. 😀 #SeeYouMaroko in next trip.” 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.