Dendam di Parigi Moutong

10B_Sulteng

Parigi Moutong, ya wilayah ini berada di Palu, Sulawesi Tengah. kota ini pernah menghantuiku, bahkan menerorku dengan bekas trauma. tidak hanya jalannya yang berkelok, hari hariku di kota ini juga harus ikut terseok-seok.

Aku habis kala itu, total habis.. jangankan membawa pulang hasil, aku harus rugi tabungan dan kehilangan 2x tiket pulang penerbanganku. hanya karena di sandera oleh manusia egois, pemilik usaha yang memesan jasa pekerjaanku. sebut saja Mr.X. karena memang aku sengaja berniat  berusaha melupakan nama itu dan hingga benar benar aku lupa namanya. dendam ? tentu !. kalo ada kesempatan ketemu ? Pasti ku bunuh !.

Niat tulus aku jalani dalam setiap pekerjaanku, membohongi pelanggan adalah pantangan bagiku, apalagi mencurangi pelanggan itu adalah dosa bagiku. tapi apa salahku? hingga ada pelanggan yang tega menghabisiku? bak ayam potong tinggal di tebas. tak apalah ini pengalamanku, Puji Tuhan aku masih hidup !

Hari ini, Facebook mengingatkan aku akan tragedi hari itu. melalui fitur “On This Day” miliknya yang selalu mengingatkan kita tentang memori memori yang pernah kita bagi di facebook.

26 Desember 2009, 1 hari setelah hari Natal. aku mendapat telepon dari salah satu kenalanku di dunia Jasa Setting MikroTik, sebut saja pak EP. dia menawariku pekerjaan seraya meminta tolong untuk mau menyanggupinya. Lokasinya jauh, di PALU, lebih tepatnya di Parigi Moutong.

Menurut Bapak EP, Pelanggan Mr X ini sangat membutuhkan seting on site secepatnya, karena perangkat sudah di kirim, dari bapak EP ke Mr X via Ekspedisi Kilat dan di butuhkan orang yang bisa mengerjakan secepatnya.

Sebenarnya pekerjaanya hanya simple, Setup MikroTik Load Balance Beberapa Line, Setup Hotspot Voucher dan Setup AP Ubiquity Bullet 2HP yang di pasang dengan Omni Vzatech.

And well, karena sangat mudahnya dan sudah khatamnya saya dengan pekerjaan ini, maka tidak sulit untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan sempurna, routing sempurna, AP wifi mengudara dengan baiknya.. semua sesuai dengan konfigurasi yang di minta oleh Mr X.. namun masih ada satu hal yang jadi problema dan berujung bencana..

Dari salah satu line yang di LB, masih ada satu line ASTINET yang seharusnya sudah masuk tapi belum masuk. jadi hanya speedy ( sblm indihome ) saja yang di LB, pihak telkom sengaja menunda – nunda memasang karena kala itu sudah masuk akhir tahun dan libur panjang. Telkom tidak bisa memberi kepastian, dan membuat saya terkatung katung dan tidak bisa pulang. Mr X tidak mau sy pulang sebelum ASTINET dipasang. ini sangat Konyol..

Saya tidak mungkin mengorbankan waktu saya terkatung katung, saya juga harus kembali bekerja dikantor saya, masih ada tanggung jawab yang lain yang harus sy kerjakan. Tugas sudah saya kerjakan dan sesuai permintaan, jika permasalahan muncul karena Telkom sengaja menunda memasang ASTINET maka tentu bukan saya yang harus di korbankan.

Mr X ini sangat arogan, tidak mau mengerti dan tidak mau menerima penjelasan, bahwa bisa saya setup via Remote jika ASTINET sudah terpasang. tapi tetap saja tidak mau dan saya harus tinggal sampe ASTINET di pasang.. sungguh sangat Tidak Rasional.

Kami sudah mulai tidak sepaham, Mr X malah mulai mencari-cari perkara, beralasan mengenai perangkat yang tidak bagus, wireless tidak memancar, tidak sesuai pancaran, routernya tidak bagus, jadi mencari cari alasan, yang malah mau mengembalikan peralatan ke toko. bagi saya, silahkan. toh sy bukan perwakilan toko, saya hanya pihak ketiga yang membantu seting. mengenai cacat produk, kerusakan alat, klaim ke tokonya, bukan menyandera pihak ketiga. ikut untung kaga, buntung iya.

Singkat cerita, Tiket PP saya sebenarnya sudah Booked sblm saya berangkat, saya sudah menyampaikan ke pihak Mr.X bahwa saya tidak bisa menunda waktu hanya karena ASTINET dan sudah booked tiket. saya sudah hampir dua minggu di Parigi, dan tepat di hari H tiket, sy memutuskan untuk pulang sendiri.

Dari Parigi ke Bandara Palu itu sangat jauh, membutuhkan transport yang saat itu tidak mudah harus booking taksi antar kota shari sblumnya. saya bela bela in berangkat pagi pagi buta, untuk mengejar pesawat, saya sudah pamitan dengan Mr X dan dia tetap tidak mau tau. ya sudahlah saya pulang sendiri.

Satu jam perjalanan sampai di tengah Hutan, di gunung yang ada di foto Tsb, saya di kejar sama anak buah Mr X. Seorang Preman. dan saya di suruh turun dari taksi, diancam mau dibunuh kalo tidak mau kembali ke Parigi ke warnet tersebut. sungguh diluar dugaan, bapak Mr X ini sudah tidak manusiawi.

saya hanya bisa berdoa dan saya ikuti kemauanya, jelas tiket saya sudah hangus dan terlewat.

setelah sampai di warnet, saya tanya apa maunya. Mr X ngoceh yang tidak tidak dan saya diam saja, sy hanya bilang dengan cara begini, kita tidak bisa bekerjasama. saya  sama sekali tidak dan belum menerima pembayaran walau sepeserpun dari Mr X dan semua pembayaran Mr X terkait barang langsung ke pihak toko. saya bilang kalo mau urusan sama toko, silahkan kontak toko, saya tidak punya keterkaitan langsung. saya hanya pihak setting yang membantu.

setelah mentok, bapak tsb minta saya ttd diatas materai, bahwa setelah ASTINET terpasang saya akan datang lagi untuk seting. saya turuti kemauanya, saya tanda tangan. lalu saya harus order tiket lagi, untuk pulang. saya harus bermalam. untuk pulang besok paginya.

esok paginya, tidak ada yang datang, tidak ada yang jemput, padahal tinggal 2 jam sblm jam penerbangan saya. 1 jam sblm penerbangan, preman yang kemaren nyegat, datang menjemput, katanya mau mengantar, dan ya benar.. diantar tapi terlambat. hangus sudah 2x tiket. dan saya harus beli tiket yang ketiga kalinya di bandara lewat calo.

pengalaman ini cukup membekas, semoga Mr X tidak lupa dengan Dosa yang telah dia Lakukan kepada saya, walau saya tau pasti anda puas telah merugikan saya :). saya hanya orang kecil, cari duit seberapa, niatnya saya membantu usaha Mr X dengan baik baik, tapi malah Mr. X ini arogan, dan dianggapnya saya buruhnya yang bisa se-enaknya di suruh suruh dan di paksa paksa.

Bapaknya Mr X ini pemilik Hotel Harison di Parigi Moutong, Mr.X anak orang kaya, naiknya fortuner, jadi tidak pernah tau adat berbisnis dan bertata krama terhadap orang lain. Semoga Warnet Mr X, Counter Hapenya dan Wifi Hotspotnya lancar, Tapi tidak akan Halal untuk keluarganya karena harus mengorbankan Rejeki Saya 😀

Salam dari Afrika, Semoga Mr. X bisa mengingat dosa dosanya. minimal kalau mati pasti masuk Neraka. 

 

4 respons untuk ‘Dendam di Parigi Moutong

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.