Tumbangnya Kompetitor ?

 

Memanfaatkan-Kompetitor[1]

Cukup Mengejutkan, ya benar ! si kompetitor ini emang suka mengejutkan, baik waktu kedatanganya maupun sekarang mendekati ajal nya. Si kompetitor ini, ( saya tidak bisa menyebutkan nama maupun inisialnya karena sangat sensitif, dan teknisi mereka ini temen temen gue juga di pesbuk 😀  ) awalnya hadir dengan gegap gempita menawarkan sebuah teknologi baru dimana distribusi tidak menggunakan jaringan unlicensed pada umumnya ( 2.4 or 5Ghz ) namun menggunakan low band spectrum frekuensi digital uhf televisi, dimana teknologi ini tidak membutuhkan banyak pemancar, bahkan hanya cukup satu untuk mencakup satu kota, dengan jangkauan pancaran yang sepuluh kali lipat kemampuan wireless unlicensed di market pada umumnya.

Untuk perangkat penerima, menggunakan dish dan LNB khusus yang sesuai dengan frekuensi low band tersebut, tanpa radio cpe. cpe hanya berupa indoor decoder (semacam milik indovision) yang input antenanya di split, dan modulasinya menjadi dua bagian, yang satu untuk siaran televisi digital ( yang mana mereka juga memberikan servis ini sebagai triple play ) dan satunya sebagai data ( termasuk didalamnya internet dan telepon ).

Saya akui, teknologi ini cukup canggih, walau mungkin sudah umum di luar sana di beberapa negara maju, namun ini cukup membuat cemburu para kami kami ini, yang selama ini susah payah bertahan dan mempertahankan kualitas layanan di jaringan distribusi wireless unlicensed yang sangat amat sensitif terhadap interferensi dan terbatas oleh jarak jangkauan serta kapasitas peralatan.

Namun segala sesuatu itu pasti ada kelebihanya pasti juga ada sisi kelemahanya, selain kelebihan yang praktis dalam distribusi, dan hemat perangkat pemancar / akses poin, teknologi ini memiliki kelemahan yang cukup fatal.

Yang pertama yaitu, teknologi ini tidak mampu memberikan upload yang layak, ya benar ! teknologi ini hanya mampu memberikan upload yang maksimal hanya 512kbps ( sejauh uji coba komparasi yang pernah saya lakukan di salah satu pelanggan mereka ), namun bisa memberikan download sebanyak yang kalian mau. ini sangat tidak layak untuk digunakan di coorporate atau office, karena pelanggan akan kesulitan ketika hendak mengirimkan file attachment pada email penting, atau upload pada dropbox atau cloud storage semacamnya. ini ngeri ! – asumsi saya, teknologi ini memang mempunyai kelemahan itu.  tidak bisa memberikan 1:1 bandwidth. kecuali langganan 512kbps heheh. lalu siapa target market kamu, kalo untuk coorporate saja kualitas upload tidak layak ?

Kelemahan kedua yaitu, Perangkat CPE yang ckup mahal, pelanggan harus merogoh kocek senilai 4 juta rupiah untuk mendapatkan seperangkat ( 1 set ) CPE tersbut, berikut stb tv dan pesawat telepon. ini gila ! negara ini ekonomi penduduknya dibawah layak, siapa sasaran market kamu ? boro boro pake internet, makan sehari hari saja kadang absen.

Kelemahan ketiga yaitu, Perangkat Pemancar ( AP ) yang membutuhkan daya listrik dan investasi yang besar. saya yakin betul, investasi teknologi seperti ini tidak murah. tidak semurah kita belanja peralatan mikrotik atau ubiquiti. pun juga konsumsi listriknya, konsumsi listriknya sudah sekelas pemancar tv atau pemancar fm teresterial. investasi ngawur !

“Kesalahan Sejak Awal”

Saya sudah menyadari, bahwa ketika kompetitor ini hadir dengan segala layanan dan harga yang ditawarkannya waktu itu tidak masuk akal, kompetitor ini tinggal menghitung hari dan menghitung modal yang menguap. dan BENAR ! Perusahaan kompetitor ini saat ini sedang proses di jual, ditawarkan senilai Satu Setengah Juta Dollar, hitung aja kurs rupiahnya saya pas ga ada kalkulator :D.

Loh kok bisa, ya jelas saja, sejak awal sudah salah strategi. kesalahan yang pertama dia investasi milyaran dollar tapi dia gembar gemborkan harga langganan yang murah, ya memang paling murah, bahkan kuota 4G bulanan aja kalah ama dia punya harga. dia jual upto 5 mbps itu senilai 800ribu rupiah, dimana yang lain itu sejak dulu jual satu mega dedicated di angka senilai lima jutaan rupiah.

Jelas saja ISP lain dan GSM provider pada kalap, karena si kompetitor ini ngawur, nggak lihat market, dan pasang harga ugal ugalan, cuma ngrusak market. Apa ada peminatnya ? ya ada tapi ngga banyak, cuma segelintir ! kenapa ? karena biaya perangkatnya mahal bro. nggak sebanding sama langganannya !

Apaboleh buat, para ISP dan GSM Provider rame rame penyesuaian harga, pelanggan ya ngga bodoh, dia tetep cari layanan yang reliable, tetep bertahan sama kami yang korporate, dan bagi mereka yang budget minim ya bertahan di 4G Gsm yang melimpah kuota. akhirnya si kompetitor ini MATI KUTU.

Ya mbok mikir yang make sense, market di sini berapa banyak sih, kota ini cuma ibukota kecil, itupun hanya 20% pemakai internet, sisanya itu dibawah kehidupan yang layak. apalagi di luar ibukota, jelas jauh dibawah layak. masih belum pake baju!

Logikanya, kalo toh kamu bisa kuasai dan ambil smua market disini, kamu masih belum bisa nutup investasi mu bambaaaaang…

kesalahan kedua, mengejar kapasitas. ya benar, karena dia menawarkan paket mulai 5 mbps per pelanggan, (karena walau upto di cek emang bisa sampe 5mbps) maka jika ada 30 pelanggan minimal dia butuh 150 mbps. demi menghindari komplain dan pelangan yang rewel maka dia dengan sombongnya membeli 1Giga circuit dan iptransit. dimana biaya bulanan itu costly banget buat kami yang jualan reguler yang untungnya masih mepet mepetan, apalagi buat dia yang jualan harga miring sekenthir itu, jelas ORA MASUK PAK EKOO !!. ya jelas ra masuk, buktinya setelah beberapa bulan kompetitor itu dateng ke kita, mohon mohon supaya beli sisa benwithnya dia, ya gila apa, kita masih surplus benwit buat apa beli dari kompetitor. ya dia sambil ngancem, kalo ngga mau kerjasama ya mau di sikat dengan cara perang harga. hahahah. kita sih ngga takut, pelanggan kita smart dan loyal, pernah beberapa pelanggan mencoba cabut karena ingin menjajal layanan baru dari kompetitor, baru dua minggu, langsung dismantle dan balik kanan ke kita hahah. katanya emg ngga bisa sperti yang diharapkan.

Kesalahan ketiga, tidak bisa menjaga kualitas layanan. terakhir ini saking galaunya dengan beban pengeluaran yang tinggi, maka beberapa bulan kemarin transmisi low band frekuensi mereka terpaksa harus di matikan, dan beralih ke teknologi wireless konvensional pake 5ghz ( saya menyebutnya gitu aja ). kami ketawa ngakak, mereka keliling satu demi satu pelanggan untuk replacing perangkat. dan hasilnya… NOL !. wireless konvensional bukan keahlian mereka. kondisi semakin kacau, pelanggan mereka kabur ngga karuan satu demi satu. wireless yang 5ghz seperti biasa kami pakai ini tidak bisa disamakan dengan teknologi low band kamu, ada jarak, LOS dan Interferensi yang harus di perhitungkan. lah dia pikir kaya antena yang lama, asal ngadep aja tembus. hahahah. Akhirnya setelah beberapa bulan mencoba lalu mereka menyerah, dan kembali lagi ke teknologi transmisi low band, dengan harus menahan malu dan bermuka tembok, keliling lagi ke pelanggan dan replacing perangkat plus dapat PISUHAN ! JANCUK Internete sampeyan ! hahahah

Yah, begitulah kura kura, cerita mengenai kompetitor yang gegap gempita otewe pailit, yang mana memang ternyata hutang mereka sangat banyak, biaya ip transit dan circuit masih terhutang banyak. mereka coba tawarkan ke kami, tapi maaf kami tidak berminat, karena membeli kompetitor tersebut berarti membeli hutang. dan harus memulai dari nol, karena tidak ada yang mereka capai sejauh ini.

Gud Luck !

Salam, Adhielesmana

 

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.